Bahan Kotbah:
Minggu, 07 Oktober 2018[1]
Nats : 2 Timotius 4 ; 1 – 5
Thema : Menjadi Pemberita Firman
Pendahuluan
Dari
teologi Luther kita sangat mempercayai bahwa pemberitaan Firman adalah sebagai
titik utama dalam Agama Kristen, dan seharusnya itu terbukti dalam peribadahan
serta kehidupan kita sehari-hari. Dan kalau kita jauh memandang kebelakang ada
banyak nabi-nabi, Imam,hakim, Raja, rasul-rasul sebagai tokoh pemberitan firman
tersebut. Dari manakah orang percaya mengerti firman kalau kita tidak
mendengar, dari manakah kita mendengar kalau tidak ada pemberitaan, dari
manakah pemberitaan itu kalau tidak ada oknum yang memberitakan. Sifat continuetas yang selalu berkesinambungan
sehingga Firman itu tetap menjadi populer, kontekstual dan mampu menjawab
pergumulan-pergumulan dalam hidup kita. Namun, disamping ituperlu ada oknum yang
benar-benar terpanggil menuaikan tugas
pelayanannya.
Penjelasan Teks
Dalam prikop ini Paulus datang
melalui anak sah Paulus di dalam iman, merujuk kepada jemaat-jemaat yang sudah
mulai bekembang dalam hal pemberitaan di beberapa Asia kecil. Surat ini sering
disebut dengan Surat pastoral/pribaditerkhusus
dalammenguatkan dan memberi semangat untuk setiap pemberita. Paulus mengharapkan
dan menegaskan walaupun ia harus dipenjara dan memasuki tahap penderiataan
namun, pemberitaan itu adalah tanggung jawab baginya sebagai orang percaya.Ditengah-tengah
memulai perkembangan injil itu, sekaligus juga banyak pemberita-pemberita sesat
yang cukup berkembang.Hal inilah yang menjadi ketakutan Paulus kelak jemaat itu
mengalami kemunduran dan mengikuti ajaran yang diberitakan para penyesat.
Penegasan itu tampak pada ayat 1, ia mengalaskan demi penyataan-Nya dan demi
Kerajaan-Nya. Dasarpenyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya
inilah yang ditemukan oleh Paulus bahwa kehidupan kita juga terpaut dalam pemberitaan Firman, sehingga nyatalah
penyataan dan kerjaan Allah di dunia ini. Masa penghakiman orang yang hidup dan
mati itu identik dengan kedatangan Yesus (epiphanieia)
sehingga sipemberita tidak boleh lagi membuang-buang waktu dan berleha-leha.
Lalu apakah yang harus dilakukan?beritakanlah
firman , sebab pemberitaan itu adalah kewajiban setiap orang percaya. Karena
Tuhan akan menuntut pertangung jawaban kita (1 Kort 9 :16-17) karena ketika
tidak ada pemberitaan firman maka yang ada adalah kecelakaan.
Kapankah
seharunya pemberitaan itu? Pemberitaan itu sudah terjadi semenjak Allah
mencipta dunia ini, dan itu akan ada sampai kelak kedatangan nya, sehingga
beritakanlah Firman itu baik atau tidak baiknya waktu. Sungguh, bahwa
pemberitaan itu harus tersalur kapan pun, dimanpun, dan dalam konteks apa pun.
Ini pertanda bahwa Paulus mengharapkan pemberitaan injil itu yang akan
mempengaruhi segala aspek kehidupan jemaat Asia kecil, Firman itu seharusnya
mempengaruhi kenteks manusia bukan malah sebaliknya. Baik atau tidak baik
waktunya, karena ada waktunya orang tidak mendengarkan ajaran sehat lagi (ajaran sehat artinya ajaran murni).
Ungkapan Paulus ini dipengaruhi konteks
yang terjadi pada saat itu, sudah banyak
para pemberita hanya memberitakan untuk menyenangkan telinga. Tidak ada lagi
ajaran sehat, tidak ada lagi menyatakan kesalahan, tidak lagi berisi tegoran,
tidak lagi berisi nasehat sehingga firman yang benar-benar utuh dan murni bukan
lagi menjadi kebutuhan utama. Paulus
menegaskan kembali ayat 2 itu dengan menyatakan pada ayat 5 supaya menunaikan tugas pelayanan. Walaupun dunia
tidak baik, atau lebih memilih memuaskan keinginan manusiawinya pemberita itu
harus menguasi diri, sabar dalam penderitaan. Sifat ini terpatri dalam diri
Paulus dan terkhusus dalam diri Yesus Kristus demi menyatakan kemuliaan dan
kerjaanNya dalam Firman itu Ia harus menderita dan rela mati di kayu salib.
Renungan
-
Hari
ini adalah bukti bahwa pemberitaan Firman itu tanggungjawab setiap orang
percaya. Bukan hanya pimpinan gereja, pelayan gereja, atau tim khusus namun
setiap orang percaya.
-
Apakah
yang diberitakan seorang pemberita? Tentu adalah Firman itu sendiri (2 Kort 2 :
17), sebab pemberitaa itu adalah menghadirkan penyataan Allah dan kerajaan
Allah kepada semua orang yang mendengar. Dan setiap orang yang mendengar
mengerti kemuliaan dan kerajaan.
-
Ada
waktunya firman itu tidak lagi menjadi kebutuhan yang pokok, namun tetapi
sebagai orang Kristen pemberitaan itu adalah harus/tiboleh ditawar-tawar.Walapun dunia ini menganggap kita muda,
tidak pintar berbicara, kurang berpengalaman, dianggap bodoh, kotbah kita
membosankan. Tetapi jikalau firman itu murni, baik atau tidak baik perlu ada
pemberitaan. Melalui firman ini kita tegaskan bahwa pemberita itu adalah orang
yang akan melewati penderitaan jadi perlu mengawasi berbagai hal (1 Tim. 4 :
16). AMIN...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar