Kamis, 11 Oktober 2018

KOTBAH 2 TIMOTIUS 4 : 1 - 5


Bahan Kotbah: Minggu, 07 Oktober 2018[1]
Nats                : 2 Timotius 4 ; 1 – 5
Thema            : Menjadi Pemberita Firman
Pendahuluan
Dari teologi Luther kita sangat mempercayai bahwa pemberitaan Firman adalah sebagai titik utama dalam Agama Kristen, dan seharusnya itu terbukti dalam peribadahan serta kehidupan kita sehari-hari. Dan kalau kita jauh memandang kebelakang ada banyak nabi-nabi, Imam,hakim, Raja, rasul-rasul sebagai tokoh pemberitan firman tersebut. Dari manakah orang percaya mengerti firman kalau kita tidak mendengar, dari manakah kita mendengar kalau tidak ada pemberitaan, dari manakah pemberitaan itu kalau tidak ada oknum yang memberitakan. Sifat continuetas yang selalu berkesinambungan sehingga Firman itu tetap menjadi populer, kontekstual dan mampu menjawab pergumulan-pergumulan dalam hidup kita. Namun, disamping ituperlu ada oknum yang  benar-benar terpanggil menuaikan tugas pelayanannya.
Penjelasan Teks
            Dalam prikop ini Paulus datang melalui anak sah Paulus di dalam iman, merujuk kepada jemaat-jemaat yang sudah mulai bekembang dalam hal pemberitaan di beberapa Asia kecil. Surat ini sering disebut dengan Surat pastoral/pribaditerkhusus dalammenguatkan dan memberi semangat untuk setiap pemberita. Paulus mengharapkan dan menegaskan walaupun ia harus dipenjara dan memasuki tahap penderiataan namun, pemberitaan itu adalah tanggung jawab baginya sebagai orang percaya.Ditengah-tengah memulai perkembangan injil itu, sekaligus juga banyak pemberita-pemberita sesat yang cukup berkembang.Hal inilah yang menjadi ketakutan Paulus kelak jemaat itu mengalami kemunduran dan mengikuti ajaran yang diberitakan para penyesat. Penegasan itu tampak pada ayat 1, ia mengalaskan demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya. Dasarpenyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya inilah yang ditemukan oleh Paulus bahwa kehidupan kita juga terpaut dalam   pemberitaan Firman, sehingga nyatalah penyataan dan kerjaan Allah di dunia ini. Masa penghakiman orang yang hidup dan mati itu identik dengan kedatangan Yesus (epiphanieia) sehingga sipemberita tidak boleh lagi membuang-buang waktu dan berleha-leha. Lalu apakah yang harus dilakukan?beritakanlah firman , sebab pemberitaan itu adalah kewajiban setiap orang percaya. Karena Tuhan akan menuntut pertangung jawaban kita (1 Kort 9 :16-17) karena ketika tidak ada pemberitaan firman maka yang ada adalah kecelakaan.
Kapankah seharunya pemberitaan itu? Pemberitaan itu sudah terjadi semenjak Allah mencipta dunia ini, dan itu akan ada sampai kelak kedatangan nya, sehingga beritakanlah Firman itu baik atau tidak baiknya waktu. Sungguh, bahwa pemberitaan itu harus tersalur kapan pun, dimanpun, dan dalam konteks apa pun. Ini pertanda bahwa Paulus mengharapkan pemberitaan injil itu yang akan mempengaruhi segala aspek kehidupan jemaat Asia kecil, Firman itu seharusnya mempengaruhi kenteks manusia bukan malah sebaliknya. Baik atau tidak baik waktunya, karena ada waktunya orang tidak mendengarkan ajaran sehat lagi (ajaran sehat artinya ajaran murni). Ungkapan Paulus ini  dipengaruhi konteks yang terjadi pada saat itu,  sudah banyak para pemberita hanya memberitakan untuk menyenangkan telinga. Tidak ada lagi ajaran sehat, tidak ada lagi menyatakan kesalahan, tidak lagi berisi tegoran, tidak lagi berisi nasehat sehingga firman yang benar-benar utuh dan murni bukan lagi menjadi kebutuhan utama.  Paulus menegaskan kembali ayat 2 itu dengan menyatakan pada ayat 5 supaya menunaikan tugas pelayanan. Walaupun dunia tidak baik, atau lebih memilih memuaskan keinginan manusiawinya pemberita itu harus menguasi diri, sabar dalam penderitaan. Sifat ini terpatri dalam diri Paulus dan terkhusus dalam diri Yesus Kristus demi menyatakan kemuliaan dan kerjaanNya dalam Firman itu Ia harus menderita dan rela mati di kayu salib.
Renungan
-          Hari ini adalah bukti bahwa pemberitaan Firman itu tanggungjawab setiap orang percaya. Bukan hanya pimpinan gereja, pelayan gereja, atau tim khusus namun setiap orang percaya.
-          Apakah yang diberitakan seorang pemberita? Tentu adalah Firman itu sendiri (2 Kort 2 : 17), sebab pemberitaa itu adalah menghadirkan penyataan Allah dan kerajaan Allah kepada semua orang yang mendengar. Dan setiap orang yang mendengar mengerti kemuliaan dan kerajaan.
-          Ada waktunya firman itu tidak lagi menjadi kebutuhan yang pokok, namun tetapi sebagai orang Kristen pemberitaan itu adalah harus/tiboleh ditawar-tawar.Walapun dunia ini menganggap kita muda, tidak pintar berbicara, kurang berpengalaman, dianggap bodoh, kotbah kita membosankan. Tetapi jikalau firman itu murni, baik atau tidak baik perlu ada pemberitaan. Melalui firman ini kita tegaskan bahwa pemberita itu adalah orang yang akan melewati penderitaan jadi perlu mengawasi berbagai hal (1 Tim. 4 : 16). AMIN...


[1] Kebutuhan pelayanan GKPI Jemaat Khusus Jambi Kota dalam sermon pentua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar